• UGM
  • IT Center
Universitas Gadjah Mada KAJIAN FILSAFAT ILMU
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Problematika Ilmu
    • Ilmu dalam Local Wisdom
    • Ilmu dan Metodologi
    • Ilmu, Masyarakat dan Nilai
  • Dialog Antar Ilmu
  • Multimedia Ilmu
  • Beranda
  • Pos oleh
Pos oleh :

filsafat

Cerita Bergambar Sebagai Upaya Pengembangan Ilmu Literasi Berbasis Local Wisdom di Kota Medan Sumatera Utara

Dialog Antar IlmuSosiologi Ilmu Friday, 16 November 2018

Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup. Meskipun bernilai lokal tetapi nilai yang terkandung didalamnya dianggap sangat universal sehingga perlu dilestarikan. Budaya lokal dapat berupa tradisi, kesenian (tari, rupa, lukis, dan sebagainya), organisasi sosial, pertanian, agama, bahasa, ekonomi, sosial budaya, teknologi, ilmu pengetahuan serta kesehatan.

Demikian halnya kota Medan yang disebut sebagai kota ketiga terbesar di Indonesia yang berasal dari berbagai etnis, baik etnis asli maupun etnis pendatang. Kota Medan merupakan kota dengan mayoritas penduduk bersuku Jawa, Batak, Tionghoa, India, dan Minangkabau, meskipun pada dasarnya etnis aslinya adalah Melayu. Menurut Pelly (1983:2), penduduk asli Melayu di kota Medan justru mendapai persentase sebesar 8,57% dari jumlah keseluruhan penduduk kota Medan yang berjumlah 1,4 juta jiwa. Maka, selebihnya diisi dengan suku bangsa pendatang. Ragam etnis tersebut menimbulkan nilai-nilai budaya yang berbeda. Perbedaan tersebut justru dapat dijadikan sebagai potensi untuk dikembangkan dan dijadikan alat untuk meningkatkan kualitas masyarakat menghadapi persaingan global yang semakin ketat. read more

Sistem Gaduh-Ilmu Tradisional

Multimedia Ilmu Wednesday, 10 October 2018

Sistem gaduh merupakan ilmu sistem ekonomi pertanian dan peternakan yang lahir dari kearifan lokal masyarakat terutama di Indonesia. Sistem ilmu yang mengutamakan nilai persaudaraan, gotong royong dan saling tolong menolong seharusnya menjadi tujuan atau dasar dari pengembangan ilmu. Dalm film dokumenter singkat ini mengambil tiga sudut pandang diantaranya, Gema Bestari (sebagai peternak dan pengamat peternakan), Yulianto (sebagai pemilik modal dalam sistem gaduh) dan Suripto (sebagai peternak atau petani adalam sisitem gaduh). Video yang berdurasikan 7 menit ini akan memberikan gambaran menganai asal muasal sistem gaduh, siapa yang diuntungkan dalam sistem gaduh, dan nilai apa yang menjadi tujuan sistem gaduh. Kaitannya dengan pengembangan ilmu, adalah sejauh mana ilmuwan berperan untuk menyelesaikan persoalan yang muncul dari sistem gaduh. read more

EPISTEMOLOGI DIRI DALAM KITAB JNANASIDDHANTA (SEBUAH PROSES PENCERAHAN DALAM AJARAN SIWA-BUDDHA BALI)

Epistemologi IlmuIlmu dan Metodologi Wednesday, 10 October 2018

Oleh: Galuh Nur Fattah, S.Fil

Bali adalah salah satu pulau dengan daya tarik pariwisata dan merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia. Pada umumnya mayoritas masyarakat Bali memeluk agama Hindu, secara singkat dapat dijelaskan bahwa agama Hindu atau Hinduisme yang berkembang di Bali hampir sama dengan Hinduisme yang pernah mengakar kuat di Pulau Jawa dan merupakan salah satu sekte agama Hindu yang memiliki kedudukan penting yang muncul di India sebelum tahun 500 M[1]. Dalam penelusuran yang dilakukan oleh Haryati Soebadio[2], menemukan bahwa sekte yang mempengaruhi perkembangan agama Hindu di Bali dan Jawa dikenal dengan nama Saivasiddhanta yang sangat merepresentasikan ajaran Siva (Siwa). Sampai saat ini belum ditemukan telaah-telaah komparatif yang memperlihatkan secara langsung hubungan ajaran Saivasiddhanta yang ada di India Selatan dengan yang ada di Bali. Jadi dapat ditarik sebuah kesimpulan sementara bahwa ada sebuah perbedaan pokok di antara keduanya. read more

Dimensi Aksiologi Ilmu Arkeologi

Aksiologi IlmuIlmu dan NilaiMultimedia Ilmu Thursday, 4 October 2018

Ilmu Arkeologi dalam hal ini tidak bisa lepas dari pertimbangan pertimbangan nilai, nilai-nilai yang berada di luar kajian Aksiologi selalu menghantui Ilmu Arkeologi dalam penerapannya, baik itu nilai- nilai keagamaan, dan nilai-nilai yang beralku di komunitas sosial.
Adanya tuntutan terhadap Ilmu Arkeologi yang harus menghormati nilai-nilai sosialitas, menggerakan ilmuwan untuk menyusun dasar dasar etis dalam penerapan ilmu Arkeologi

Dimensi Sosiologis Ilmu Arkeologi

Epistemologi IlmuMultimedia IlmuUncategorized Tuesday, 25 September 2018

Ilmu terkadang tidak lepas dari dinamika masyarakat, ilmu selalu terkait terhadap susunan sosial suatu masyarakat sehingga mengakibatkan ilmuwan tidak dapat berdiri sendiri atau lepas dari kontribusi masyarakat, untuk tujuan pengembangan ilmu.

Kehadiran masyarakat dalam pengembangan ilmu membawa ilmuwan pada pertanyaan besar apakah ilmuwan harus tunduk pada kepentingan masyarakat atau ilmuwan harus profesional dan tidak harus mementingkan keadaaan masyarakat, sejauh penelitian tersebut berhasil?

Penguatan Tasawuf Sosial Lewat Nyadran

Epistemologi IlmuIlmu dan Masyarakat IlmiahIlmu dan Realitas Sunday, 19 August 2018

Sebagai salah satu local wisdom (kearifan lokal), tradisi nyadran memiliki nilai-nilai tasawuf sosial yang erat kaitannya antara manusia (hablum minannas), alam (hablum minalalam), dan Tuhan (hablum minallah). Selama ini banyak tradisi lokal memiliki nilai-nilai tasawuf tinggi. Selain nyadran, di Nusantara ini ada tradisi sedekah bumi (kabumi), sedekah laut (kalaut), megengan, maleman, krayahan, bacakan, gas deso, apeman, oncoran, dan lainnya.

Meski nilai-nilai dalam nyadran tinggi, namun masih sedikit yang meneliti dan mengembangkannya sebagai ilmu tasawuf. Saat ini, masyarakat justru terjebak pada faham takfiri (mengafirkan), tabdi’ (mebidahkan), dan tasyri’ (mensyirikkan). Mereka belum meneliti, mengkaji secara ontologi, epistemologi, dan aksiologi, namun buru-buru mengklaim dan mengasumsikan secara subjektif. read more

Pengumuman Lomba Esai “Pengembangan ilmu berbasis local wisdom”

Uncategorized Monday, 2 July 2018

Setelah melakukan penilaian lomba didasarkan pada beberapa kriteria yang sudah ditentukan, seperti kesesuaian isi dengan tema, orisinalitas, tata tulis, alur argumentasi, serta kreativitas dalam penyajian isi. Dewan juri memutuskan bahwa peringkat pertama, kedua dan ketiga diberikan kepada:

Judul Esai: Penguatan Tasawuf Sosial Lewat Nyadran Karya: Hamidulloh Ibda.

Judul Esai: Epistemologi Diri Dalam Kitab Jnanasiddhanta Sebuah Proses pencerahan Dalam Ajaran Siwa-Buddha Bali) Karya: Galuh Nur Fattah. read more

Aksiologi Ilmu Sebagai Sarana Pengembangan Iptek Berwajah Kemanusiaan

Aksiologi Ilmu Friday, 1 June 2018

Ketika ilmu dan teknologi (iptek) hadir di ranah akademis dan di tengah kehidupan masyarakat tak terbayangkan berbagai dampak – positif maupun negatif – akan muncul seperti yang kita alami sekarang ini. Betapa waktu kita begitu tersita oleh iptek yang semula dimaksudkan untuk memangkas waktu dengan efisiensi, betapa tenaga dan pikiran kita terkuras oleh iptek yang semula dimaksudkan untuk membantu meringankan beban kita, betapa deras arus informasi menghanyutkan kita yang semula dimaksudkan untuk menambah pengetahuan kita tentang sesuatu, betapa tereksploitasinya alam oleh kedahsyatan iptek yang semula dimaksudkan untuk mempermudah pekerjaan kita beriring dengan alam, dan lain sebagainya. Kesemuanya itu terjadi lantaran manusia berhenti sebagai majikan atas iptek dan beralih menjadi asisten (istilah keren untuk pembantu atau pelayan), padahal seharusnya iptek mempertimbangkan segala bentuk resiko yang berimbas bagi kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat. Namun realita yang terjadi memperlihatkan kosokbalinya, bahwasanya acapkali kehadiran iptek justeru membawa perubahan yang drastis, sehingga menimbulkan berbagai ekses yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga acapkali merugikan dan menyengsarakan manusia sebagaimana yang ditengara di atas. Aneh tapi nyata, masyarakat awam yang tidak tahu bagaimana proses iptek terbentuk justeru terkena imbas yang paling awal, paling besar, dan paling dirugikan,  bahkan di beberapa kasus, masyarakat awam dijadikan sebagai lahan uji coba pengembangan iptek. read more

Relasi Ilmu Dan Nilai Dalam Perspektif Filsafat Ilmu; Sebuah Benang Merah Pandangan Islam

Aksiologi IlmuIlmu dan Nilai Tuesday, 28 November 2017

Ketika ilmu Pengetahuan di Eropah berkembang sangat pesat pasca Renaissance, padahal sebelumnya peradaban manusia lebih dikuasai oleh kaum theolog yang kedudukannya dianggap setara dengan para ilmuwan. Artinya ilmuwan pada masa itu berkedudukan sebagai theolog atau sebaliknya theolog yang berkedudukan sebagai ilmuwan, sehingga pemikiran ilmiah bercampur dengan doktrin agama. Keadaan semacam ini menimbulkan berbagai dampak. Dampak pertama berupa peran ganda yang dimainkan theolog sebagai ilmuwan atau ilmuwan sebagai theolog menjadikan objektivitas ilmiah sulit untuk ditegakkan. Dampak kedua adalah kehadiran pemikiran ilmiah yang bercampur aduk dengan doktrin keagamaan, sehingga terjadi kegamangan dalam aktivitas ilmiah. Dampak ketiga berupa intervensi doktrin keagamaan ke dalam prosedur ilmiah telah menisbikan proses sekaligus produk ilmiah, sehingga netralitas ilmu menjadi terganggu. read more

[E-Book] AFTER POPPER, KUHN AND FEYERABEND

Epistemologi Ilmu Saturday, 29 July 2017

AUSTRALASIAN STUDIES IN HISTORY AND PHILOSOPHY OF SCIENCE VOLUME 15 General Editor: R. W. HOME, University of Melbourne

Some of the papers in this volume were initially given at a combined one-day meeting of the Australasian Association for Philosophy and the Australasian Association for the History, Philosophy and Social Studies of Science held in Auckland in July 1997 as part of ‘Phil fest 97’. The organisers thought it would be appropriate to commemorate the three well known philosophers of science who had made a major contribution to theories of scientific method and whose recent departure from the world scene in effect marked the end of an era in the subject. The theme title, which is the first half of the title of this book, reflected the influence that Karl Popper (1902-94), Thomas Kuhn (1922-96) and Paul Feyerabend (1924-94) have had on our conception of scientific method. Also both Popper and Feyerabend had had personal associations with New Zealand owing to the time they had spent in the country as teachers of philosophy. The papers presented at the joint meeting appear in a revised form in this book. Since other papers at the conference were promised elsewhere we also contacted other philosophers who were willing to make a contribution to more recent developments in theories of method in line with the announced conference theme. read more

12
Universitas Gadjah Mada

Alamat Kami

Jl. Olahraga, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281

  • Kontak
  • Lomba Menulis Esai Nasional
  • Tim Pengembang

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju